Jumat, 09 Desember 2011

Pemanfaatan Limbah Lumpur Aktif Industri Kertas Sebagai Bahan Pembuatan Pupuk Organik (Kompos) Dengan Menggunakan Metode Komposter

A. Latar Belakang
Keberadaan lahan pertanian di Jawa Timur selalu mengalami penyusutan yang cukup signifikan. Tiap tahun setidaknya 3.800 hektar lahan pertanian berubah menjadi industri, permukiman, jalan dan properti komersial lainnya. Bahkan pada tahun 2005, luas lahan sawah padi yang efektif tinggal 1,15 juta hektar. Dari angka ini 57,73% atau 649.175 hektar adalah sawah dengan irigari teknis dan 8,96% atau 103.887 hektar adalah sawah dengan irigasi setengah teknis (Rdi. 2008).
Kelangkaan dan mahalnya pupuk anorganik ternyata juga dapat mengancam produksi padi di jawa timur. Terbukti Pemerintah melalui Departemen Pertanian hanya mengalokasikan sebesar 1,074 juta ton atau lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya sebanyak 1,085 juta ton. Padahal permohonan yang diajukan Dinas Pertanian Provinsi Jatim sebanyak 1,2 juta ton. Padahal alokasi pupuk yang diajukan itu didasarkan pada laporan kebutuhan dari 38 kabupaten/kota (Astuti. 2008). Harga pupuk ureapun terbilang cukup mahal yaitu berkisar Rp 1200 per kilogram atau Rp 60.000 per sak, ukuran 50 kilogram dan pupuk SP 36 mencapai Rp 110.000 meskipun harga tersebut sudah disubsidi oleh pemerintah kemudian pupuk ZA mencapai Rp 65.000. Pupuk NPK Ponska mecapai Rp 115.000 (Anonim, 2008).
1
Menanggapi permasalahan di atas maka perlu adanya solusi yang tepat guna mempertahankan status lumbung padi di propinsi jawa timur, salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah lumpur aktif yang dikombinasi dengan kotoran hewan ternak. Limbah lumpur aktif yang merupakan endapan lumpur yang mengandung sejumlah mikroorganisme biasanya digunakan pada proses pengolahan limbah. Limbah mikroorganisme yang berperan adalah mikroorganisme prokariotik seperti jamur protozoa, rotifera, dan ganggang yang masing–masing memiliki peran tersendiri (Metclaf, 1991). Lumpur aktif juga memiliki kandungan nitrogen yang merupakan salah satu faktor penyubur tanah, sehingga lumpur aktif sangat tepat digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik. Disamping itu, berdasarkan observasi penulis pada perusahaan kertas Adi Prima Persada melimpahnya lumpur aktif pada industri kertas yang bisa mencapai ± 100 ton perhari juga merupakan permasalahan limbah industri yang perlu diatasi agar tidak terjadi penumpukan limbah.
Pengomposan dalam pembuatan pupuk organik di atas dapat dilakukan dengan metode komposter yang mampu memberikan hasil dan efisiensi kerja, karena metode tersebut dapat dilakukan dalam skala perorangan. Metode pengomposan dilakukan dengan maksud mengalirkan udara, memelihara kelembapan da temperatur sehingga bakteri jasad renik bekerja mengurai bahan organik secara optimal.
Melihat kurangnya pemanfaatan limbah lumpur aktif dan kebutuhan pupuk yang ramah lingkungan melatar belakangi penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu ingin mengetahui manfaat limbah lumpur aktif industri kertas sebagai bahan pembuatan pupuk organik (kompos) yang dikombinasikan dengan kotoran hewan ternak dengan menggunakan metode komposter untuk memberikan solusi akan kelangkaan dan mahalnya pupuk anorganik dikalangan petani, khususnya dalam melakukan proses percambahan padi IR64 yang berdasarkan data Diperta Propinsi Jawa Timur jenis padi tersebut merupakan varietas unggul tertinggi atau sebesar (40,04%) yang yang ditanam oleh petani Jawa Timur (Purbiati. 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GuestBook